Wednesday, October 16, 2013

Smartphone Made in Indonesia, Kenapa Tidak?

Harga Rp 500 Ribu, Sudah Antisadap, Anti - Situs Porno Pula

Diawali dari alat utama sistem persenjataan (alutsista) hingga mobil, Indonesia terus mengejar ambisi memproduksi produk favorit konsumen di dalam negeri. Salah satu yang kini dalam persiapan serius adalah smartphone made in Indonesia.
= = = = = = =  =
HARAPAN terhadap munculnya produk smartphone karya anak bangsa terbit pada pengujung Agustus lalu. Tepatnya ketika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian (Puslit) Informatika meluncurkan smartphone bernama BandrOS.
Smartphone BandrOS ini tidak seperti barang sejenis yang mengklaim buatan Indonesia, tetapi operating system (OS)-nya bikinan luar negeri.  Entah itu menggunakan OS Android, iOS, BlackBerry, Windows Phone, atau sejenisnya.
Pada teknologi smartphone, posisi OS ibarat nyawa pada manusia. Sementara chasing atau perangkat keras handphone ibarat badan. Meskipun perangkatnya dibuat di Indonesia, tetapi jika menggunakan OS impor, tidak sah disebut karya anak bangsa.
Namun, khusus BandrOS ini benar-benar produk lokal. Semuanya dibuat orang Indonesia. Khusus perangkat teleponnya mendapatkan suntikan ide dari PT INTI, selaku produsen pesawat telepon dan telepon genggam lokal. Sedangkan "nyawa" smartphone ini dikembangkan dua peneliti LIPI Ana Heryana dan Sahrul Arif, yang akhirnya diberi nama BandrOS.
Smartphone ini saat diluncurkan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong sudah berbentuk prototipe (produk contoh). Sejumlah pihak seperti Kepala LIPI Lukman Hakim mendapatkan satu unit prototipe BandrOS.
Dari tampilan fisiknya, BandrOS ini hampir mirip dengan smartphone yang sekarang beredar di pasaran. Peranti ini menggunakan teknologi full touch screen dengan layar 3,5 inci. Aplikasi dan fungsi di dalamnya juga tidak jauh berbeda dengan smartphone lainnya. Di antaranya bisa dipakai untuk menelepon, SMS, internetan, multimedia, game, GPS, dan fitur-fitur ter-update yang lain.
Penelitian BandrOS dimulai pada 2010. Proyek tersebut merupakan tindak lanjut prestasi LIPI menciptakan open source IGOS Nusantara pada 2006. Sayangnya, meskipun bebas di-donwload dan dipasang di komputer desktop maupun laptop, IGOS Nusantara tidak bisa mengalahkan dominasi peranti lunak Windows.
Kepala Bidang Komputer Puslit Informatika LIPI Agus Subekti menuturkan, BandrOS ini diciptakan awal mulanya bukan murni untuk dibenamkan di smartphone. "Tujuan kami dari pengembangan BandrOS adalah untuk kebutuhan komputasi khusus," ungkap dia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Agus menceritakan, sistem operasi BandrOS ini awalnya diterapkan pada komputer khusus (special purpose computer) yang berwujud single board computer (SBC). Perangkat komputer khusus ini di antaranya sudah sukses dipakai untuk proyek stasiun cuaca nirkabel. Pada prinsipnya, sistem operasi BandrOS ini dikembangkan dengan menggunakan open source software Linux. "Setelah sukses membuat BandrOS yang ditanam di komputer khusus untuk cuaca tadi, baru tebersit gagasan untuk dipakai di peranti smartphone," paparnya.
Diskusi awal menggodok ide ini melibatkan berbagai pihak. Antara lain dari PT INTI selaku produsen pesawat telepon dan telepon genggam lokal. Selain itu, ada perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Hasil diskusi tadi menargetkan bisa membuat prototipe smartphone yang sudah dibenamkan BandrOS di dalamnya tahun ini. Target tadi akhirnya bisa dipenuhi Agustus lalu. Prototipe smartphone BandrOS diperkenalkan ke publik bersama dengan pengenalan minibus bermotor listrik dengan nama Hevina.
Penamaan BandrOS diberikan bukan asal-asalan. Di tempat kelahirannya, Bandung, istilah bandros itu adalah nama salah satu makanan khas setempat. Kue bandros berasa gurih dan bentuknya seperti kue pukis. Kue ini memiliki nama lain kue pancong. Dengan dasar tadi, BandrOS diharapkan lebih bernuansa lokal. Penamaan BandrOS juga memiliki kepanjangan, yaitu Bandung Raya Operating System.
Peluncuran smartphone BandrOS tersebut sempat menghebohkan. Salah satunya adalah kemampuannya menjadi handphone antisadap pertama di Indonesia. Sejumlah pihak bahkan mengatakan, beberapa kalangan sangat intensif melobi LIPI supaya menciptakan smartphone itu dalam jumlah besar. Seperti mafhum diketahui, baru-baru ini banyak kasus korupsi kakap yang melibatkan politikus, PNS, dan swasta yang dibongkar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari hasil penyadapan.
Kepala LIPI Lukman Hakim tidak menampik kemampuan khusus BandrOS sebagai handphone antisadap. Melalui sistem operasi yang dikembangkan sendiri, kustomisasi smartphone BandrOS bisa diolah sesuka hati. Seperti diciptakan supaya tidak bisa disadap dan diproteksi atau diblok untuk mengakses situs-situs porno.
"Tapi, saya tegaskan, arah BandrOS ini bukan seperti itu (menjadi handphone antisadap, Red). Nanti bakal banyak yang memesan ke saya," kata Lukman.
Dia menjelaskan, hingga kini LIPI dan pemerintah belum berencana memproduksi BandrOS sebagai smartphone umum. Dia mengatakan, jika BandrOS dilepas secara umum, teknologinya sudah terlalu jauh untuk menggeser smartphone yang sudah ada.
Tetapi, Lukman menyatakan bahwa teknologi BandrOS ini akan dikembangkan untuk telekomunikasi khusus. Misalnya untuk polisi hutan dan polisi perairan yang tugasnya blusukan di penjuru Indonesia. Fungsi jagoan dari BandrOS yang bakal dikembangkan lagi antara lain untuk keperluan pendidikan, administrasi perkantoran, komunikasi aman/rahasia, pengendalian jarak jauh, dan sistem pengamatan.
"Jadi, untuk diproduksi masal dan dijual ke pasaran umum, itu masih jauh," tutur Lukman. Selain itu, wewenang LIPI adalah penelitian dan pengembangannya. Urusan produksi masal umumnya diambil alih vendor-vendor swasta.
Jika pihak LIPI masih gamang terhadap rencana produksi masal BrandOS, pemerintah justru berencana mulai memproduksi massal pada tahun depan.
Langkah itu untuk membendung arus impor handphone yang semakin de--ras mengalir ke Tanah Air. Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta mengatakan, untuk bersaing di industri global, Indonesia mesti berani melakukan inovasi teknologi. "Insya Allah, tahun depan diproduksi massal," katanya.
Dia mengatakan, handphone yang akan diproduksi itu masih dikaji lebih matang agar saat dilepas ke pasaran bisa kompetitif dengan produk impor. "Kalau soal harga lebih murah, handphone impor sampai Rp3 juta, kalau yang ini bisa di bawah Rp1 juta," katanya bangga. Kisaran harganya berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu saja. (wan/c9/kim)-jppn.com

Sunday, September 29, 2013

Mito akan Bangun Pabrik Perakitan Ponsel


Jakarta: Vendor lokal Mito Mobile berencana membangun pabrik perakitan dasar telepon seluler dan tablet pada tahun depan. Mito mengklaim lahan seluas dua hektare sudah disiapkan.

"Kami sudah punya lahan. Rencananya dibangun di Tangerang, Jawa Barat," ujar Direktur Utama Mito Mobile Hansen Lie usai acara peluncran produk Mito Fantasy di Jakarta, Jumat (27/9).

Meski begitu, Hansen belum mau mengungkap besaran investasi untuk membangun pabrik perakitan tersebut. Kapasitas produksi pabrik dikatakan mencapai 30 ribu unit per hari.

Chief Marketing Officer Mito Mobile Jacksen Lie mengatakan sebagian besar komponen masih diimpor dari China. Kontribusi komponen lokal baru sebatas menyuplai chasing ponsel atau tablet. "Baru packaging dari lokal, karton juga. Tapi sebenarnya ada (komponen lain) cuma enggak banyak," katanya.

Jacksen berharap pemerintah bisa mengembangkan ekosistem pendukung industri ponsel. Selain itu, ada keringan bea masuk pajak untuk komponen-komponen impor. Secara menyeluruh harus ada dukungan terhadap sektor industri manufaktur. "Pemerintah kasih insentif ke manufaktur supaya bisasurvive menghadapi serangan negara lain," katanya. (Anshar Dwi Wibowo) (metrotv.com)

Mito Fantasy, Ponsel Layar 5 Inci Rp1 Jutaan


Mito Mobile baru saja meluncurkan produk terbarunya, Mito Fantasy. Pada tipe ini, Mito klaim telah melengkapi semua fitur terbaiknya, baik dari sisi pendukung performa sampai fitur hiburan.

Dari balik layar LCD 5 inci FWVGA capacitive, Mito Fantasy dibekali dengan prosesor dual-core MediaTek MT6572. Prosesor ini terintegrasi dengan sub system CPU Cortex A7 dual-core yang memiliki kecepatan 1,3 Ghz pada teknologi proseor 28 nm.

Di sisi hiburan, ponsel pintar yang menjalankan sistem operasi Android Jelly Bean 4.2.2 ini memiliki fasilitas DTS Sound, yang memberikan suara surround yang jernih dan bass yang tebal. 

"Kami menawarkan performa gaming, musik, dan browsing yang kami gabung dalam satu kesatuan. Selain itu, karena menyasar segmen lifestyle, kami hadirkan rancangan yang stylish," ujar Hansen Lie, pendiri Mito Mobile, usai peluncurannya produk di Plaza Semanggi.

Melengkapi pengalaman hiburan pengguna, ponsel layar besar ini dilengkapi dengan kamera utama 5 MP di bagin belakang dan 0,3 MP pada bagian depan.

Keluasaan juga diakomodasi Mito dengan membenamkan dual kartu SIM GSM On. Kapasitas baterai 2000 mAh, ruang penyimpanan 4 GB internal dan RAM 512 MB serta konektivitas Wi-Fi, Bluetooth, GPS dan FM radio turut melengkapi pengalaman pengguna. 

Sesuai namanya, pada ponsel ini tersedia konten game seru dari Gameloft, di antaranya The Avengers, Kingdom and Lords, Wonder Zoo, Little Big City. 

Di sisi keamanan, Mito menyertakan fitur NQ Mobile Security dari Netqin. Untuk browser, tersedia browser asal China, Baidu. Untuk pusat aplikasi, terdapat Google Play Store dan Neo App Store, kios aplikasi mandiri Mito.

Mulai tersedia di pasar hari ini, Mito Fantasy dibanderol Rp1,19 Juta dengan pilihan empat warna yakni merah, biru, kuning dan hitam. (umi)
Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player (Viva)

Wednesday, September 25, 2013

Dahlan: Indonesia Mampu Bikin HP Sekelas Samsung !


RMOL. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengkritisi, pengaturan pajak yang membuat industri dalam negeri sulit berkembang. Dia mencontohkan PT Inti (Persero) yang saat ini mengalami kendala dalam mengembangkan industri tablet dan smart phone.

“Jadi, orang impor handphone dengan bungkus dan kartonnya ternyata tanpa pajak. Sementara itu, kalau orang mau bikin handphone (HP) di dalam negeri, impor suku cadangnya dikenai pajak. Itu nggak hanya di sektor handphone, permesinan juga begitu. Semua mengalami seperti itu,” katanya, kemarin.

Dahlan mengaku, telah membahas masalah ini bersama Menteri Keuangan Chatib Basri. “Sudah saya sampaikan dan masih dibahas di sana. Tunggu pembahasannya,” ujar peserta konvensi Demokrat ini.

Dahlan yakin, Indonesia bisa memproduksi telepon seluler sekelas Samsung asalkan pemerintah mampu membuat kebijakan perpajakan yang berpihak kepada industri dalam negeri.

“Sangat bisa bersaing. Kita punya PT Inti (Persero) yang sudah mampu memproduksi sendiri ponsel pintar, tapi selama ini sulit dikembangkan karena soal perpajakan,” kata Dahlan.

Menurut Dahlan, selama ini salah satu masalah yang dihadapi perusahaan dalam negeri adalah perpajakan. Menurutnya, pengenaan pajak bagi industri seringkali malah mempersulit perusahaan untuk bertahan apalagi mengembangkan usaha. “Kami prihatin bahwa beberapa bidang industri terkendala pajak,” ujar eks Dirut PLN ini.

Sementara terkait dengan pajak Industri Kecil dan Menengah (IKM), Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengaku masih membahas rencana pemungutan pajak bagi industri kecil dan menengah (IKM).

“Ada dua sisi yang mesti dipertimbangkan,” cetus Euis, di sela acara pameran industri kreatif Yogyakarta, di kantor Kemenperin, kemarin.

Pertama, dia menjelaskan sisi postif pajak tersebut. Dengan adanya pajak untuk industri kecil dan menengah, akan memberikan kontribusi kepada pendapatan negara.

Kedua, sisi negatif atas pemberlakuan pajak. Industri kecil dan menengah sangat beragam, tidak seperti industri umumnya.

Menurutnya, karakteristik industri kecil dan menengah adalah harus memperhatikan pasokan bahan baku, pengolahan, sampai produk jadi. “Setelah produk jadi pun, belum tentu laku. Jadi masih banyak yang mesti dipertimbangkan untuk memungut pajak kepada industri kecil dan menengah,” ujarnya.  [Harian Rakyat Merdeka]

Menristek gunakan smartphone antisadap buatan LIPI

Smartphone merk IMO produksi PT INTI

Padang - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengaku menggunakan smartphone atau telepon pintar merek BandrOS antisadap buatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"HP ini buatan Pusat Penelitian Informatika LIPI dengan spesifikasi antisadap, tapi saya tak pernah yang jahat-jahat. Saya tak mengatakan antisadap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta saat memberi sambutan pada jamuan makan malam peserta Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional ke XV di Padang, Rabu malam.

Menristek mengakui sudah memakai telepon genggam produk dalam negeri itu sejak peringatan hari kebangkitan teknologi nasional pada Agustus lalu.

Smartphone BandrOS anti sadap baru digunakan beberapa menteri, rencananya produksi massal dimulai pada 2014. BandrOS sendiri diambil dari salah satu nama penganan khas daerah Jawa Barat khususnya Bandung berbahan kelapa, tapi singkatan dari Bandung Raya Operating System (BandrOS).

Vitur yang tersedia banyak, tapi bukan termasuk jenis android karena akan bisa disadap. BandrOS memiliki sistem sendiri yang dirancang oleh Pusat Penelitian Informatika LIPI.

"Anggota DPR juga sudah banyak yang pesan Smarphone BandrOS. Harganya jauh lebih murah sekitar Rp800 ribu, dibandingkan produk dari luar," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Menristek mengajak pemerintah daerah untuk terus memanfaatkan potensi daerah dan mendorong pengembangan teknologi tepat guna sehingga memberi nilai tambah. 

"Selama ini, kita hanya menjual produk bahan mentah ke luar negeri, setelah jadi kembali ke dalam negeri dengan harga mahal. Artinya kita hanya memperkerjakan orang saja," katanya.

Jadi, kenapa tidak mengolah sendiri dengan dilengkapi sentuhan teknologi, ujarnya.

Menristek menceritakan suatu pengalaman perjalanannya ke Thailand, menemukan tempat penjualan batu hias. "Ketika ditanyakan kepada pedagang di sana, di mana tempat membuatnya, rupanya bahan batunya dari Martapura, Kalimantan Selatan," ucapnya.

"Hasilnya batu hias cukup bagus dengan beragam warna, karena produk-produk di Thailand sudah mengembangkan sentuhan teknlogi," ujarnya.

Kemudian ada contoh lagi tentang teknologi tepat guna dalam pengembangan padi, produksinya bisa sampai 9 ton - 10 ton/hektare dan yang tidak menggunakan teknologi masih menghasilkan padi (gabah) hanya 5 ton - 6 ton/ha.

"Kita menyadari banyak temuan rakyat, tetapi belum diproduksi secara massal. Ke depan tentu dibutuhkan kebersamaan. Bagaimana untuk memperbagus kemasan produk yang dihasilkan masyarakat," katanya.

Dalam jamuan makan malam rombongan peserta TTG Nasional itu dihadiri sejumlah pejabat dari Kemendagri, sejumlah gubernur, wakil gubernur dan bupati/kota di Indonesia.

Rangkaian kegiatan TTG Nasional upacara pembukaan pada Kamis (26/9), dilanjutkan exhibition, pameran dagang, lokakarya, rapat koordinasi teknis (Rakornis) dan widyawisata teknologi ke lokasi TTG dan penutupan pada 30 September 2013.  (SA/T007) (Antara News).