Sunday, September 29, 2013

Mito akan Bangun Pabrik Perakitan Ponsel


Jakarta: Vendor lokal Mito Mobile berencana membangun pabrik perakitan dasar telepon seluler dan tablet pada tahun depan. Mito mengklaim lahan seluas dua hektare sudah disiapkan.

"Kami sudah punya lahan. Rencananya dibangun di Tangerang, Jawa Barat," ujar Direktur Utama Mito Mobile Hansen Lie usai acara peluncran produk Mito Fantasy di Jakarta, Jumat (27/9).

Meski begitu, Hansen belum mau mengungkap besaran investasi untuk membangun pabrik perakitan tersebut. Kapasitas produksi pabrik dikatakan mencapai 30 ribu unit per hari.

Chief Marketing Officer Mito Mobile Jacksen Lie mengatakan sebagian besar komponen masih diimpor dari China. Kontribusi komponen lokal baru sebatas menyuplai chasing ponsel atau tablet. "Baru packaging dari lokal, karton juga. Tapi sebenarnya ada (komponen lain) cuma enggak banyak," katanya.

Jacksen berharap pemerintah bisa mengembangkan ekosistem pendukung industri ponsel. Selain itu, ada keringan bea masuk pajak untuk komponen-komponen impor. Secara menyeluruh harus ada dukungan terhadap sektor industri manufaktur. "Pemerintah kasih insentif ke manufaktur supaya bisasurvive menghadapi serangan negara lain," katanya. (Anshar Dwi Wibowo) (metrotv.com)

Mito Fantasy, Ponsel Layar 5 Inci Rp1 Jutaan


Mito Mobile baru saja meluncurkan produk terbarunya, Mito Fantasy. Pada tipe ini, Mito klaim telah melengkapi semua fitur terbaiknya, baik dari sisi pendukung performa sampai fitur hiburan.

Dari balik layar LCD 5 inci FWVGA capacitive, Mito Fantasy dibekali dengan prosesor dual-core MediaTek MT6572. Prosesor ini terintegrasi dengan sub system CPU Cortex A7 dual-core yang memiliki kecepatan 1,3 Ghz pada teknologi proseor 28 nm.

Di sisi hiburan, ponsel pintar yang menjalankan sistem operasi Android Jelly Bean 4.2.2 ini memiliki fasilitas DTS Sound, yang memberikan suara surround yang jernih dan bass yang tebal. 

"Kami menawarkan performa gaming, musik, dan browsing yang kami gabung dalam satu kesatuan. Selain itu, karena menyasar segmen lifestyle, kami hadirkan rancangan yang stylish," ujar Hansen Lie, pendiri Mito Mobile, usai peluncurannya produk di Plaza Semanggi.

Melengkapi pengalaman hiburan pengguna, ponsel layar besar ini dilengkapi dengan kamera utama 5 MP di bagin belakang dan 0,3 MP pada bagian depan.

Keluasaan juga diakomodasi Mito dengan membenamkan dual kartu SIM GSM On. Kapasitas baterai 2000 mAh, ruang penyimpanan 4 GB internal dan RAM 512 MB serta konektivitas Wi-Fi, Bluetooth, GPS dan FM radio turut melengkapi pengalaman pengguna. 

Sesuai namanya, pada ponsel ini tersedia konten game seru dari Gameloft, di antaranya The Avengers, Kingdom and Lords, Wonder Zoo, Little Big City. 

Di sisi keamanan, Mito menyertakan fitur NQ Mobile Security dari Netqin. Untuk browser, tersedia browser asal China, Baidu. Untuk pusat aplikasi, terdapat Google Play Store dan Neo App Store, kios aplikasi mandiri Mito.

Mulai tersedia di pasar hari ini, Mito Fantasy dibanderol Rp1,19 Juta dengan pilihan empat warna yakni merah, biru, kuning dan hitam. (umi)
Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player Halaman ini berisi infografik dengan animasi flash, anda bisa melihatnya di PC dengan browser yang sudah terinstal flash player (Viva)

Wednesday, September 25, 2013

Dahlan: Indonesia Mampu Bikin HP Sekelas Samsung !


RMOL. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengkritisi, pengaturan pajak yang membuat industri dalam negeri sulit berkembang. Dia mencontohkan PT Inti (Persero) yang saat ini mengalami kendala dalam mengembangkan industri tablet dan smart phone.

“Jadi, orang impor handphone dengan bungkus dan kartonnya ternyata tanpa pajak. Sementara itu, kalau orang mau bikin handphone (HP) di dalam negeri, impor suku cadangnya dikenai pajak. Itu nggak hanya di sektor handphone, permesinan juga begitu. Semua mengalami seperti itu,” katanya, kemarin.

Dahlan mengaku, telah membahas masalah ini bersama Menteri Keuangan Chatib Basri. “Sudah saya sampaikan dan masih dibahas di sana. Tunggu pembahasannya,” ujar peserta konvensi Demokrat ini.

Dahlan yakin, Indonesia bisa memproduksi telepon seluler sekelas Samsung asalkan pemerintah mampu membuat kebijakan perpajakan yang berpihak kepada industri dalam negeri.

“Sangat bisa bersaing. Kita punya PT Inti (Persero) yang sudah mampu memproduksi sendiri ponsel pintar, tapi selama ini sulit dikembangkan karena soal perpajakan,” kata Dahlan.

Menurut Dahlan, selama ini salah satu masalah yang dihadapi perusahaan dalam negeri adalah perpajakan. Menurutnya, pengenaan pajak bagi industri seringkali malah mempersulit perusahaan untuk bertahan apalagi mengembangkan usaha. “Kami prihatin bahwa beberapa bidang industri terkendala pajak,” ujar eks Dirut PLN ini.

Sementara terkait dengan pajak Industri Kecil dan Menengah (IKM), Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengaku masih membahas rencana pemungutan pajak bagi industri kecil dan menengah (IKM).

“Ada dua sisi yang mesti dipertimbangkan,” cetus Euis, di sela acara pameran industri kreatif Yogyakarta, di kantor Kemenperin, kemarin.

Pertama, dia menjelaskan sisi postif pajak tersebut. Dengan adanya pajak untuk industri kecil dan menengah, akan memberikan kontribusi kepada pendapatan negara.

Kedua, sisi negatif atas pemberlakuan pajak. Industri kecil dan menengah sangat beragam, tidak seperti industri umumnya.

Menurutnya, karakteristik industri kecil dan menengah adalah harus memperhatikan pasokan bahan baku, pengolahan, sampai produk jadi. “Setelah produk jadi pun, belum tentu laku. Jadi masih banyak yang mesti dipertimbangkan untuk memungut pajak kepada industri kecil dan menengah,” ujarnya.  [Harian Rakyat Merdeka]

Menristek gunakan smartphone antisadap buatan LIPI

Smartphone merk IMO produksi PT INTI

Padang - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengaku menggunakan smartphone atau telepon pintar merek BandrOS antisadap buatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

"HP ini buatan Pusat Penelitian Informatika LIPI dengan spesifikasi antisadap, tapi saya tak pernah yang jahat-jahat. Saya tak mengatakan antisadap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta saat memberi sambutan pada jamuan makan malam peserta Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional ke XV di Padang, Rabu malam.

Menristek mengakui sudah memakai telepon genggam produk dalam negeri itu sejak peringatan hari kebangkitan teknologi nasional pada Agustus lalu.

Smartphone BandrOS anti sadap baru digunakan beberapa menteri, rencananya produksi massal dimulai pada 2014. BandrOS sendiri diambil dari salah satu nama penganan khas daerah Jawa Barat khususnya Bandung berbahan kelapa, tapi singkatan dari Bandung Raya Operating System (BandrOS).

Vitur yang tersedia banyak, tapi bukan termasuk jenis android karena akan bisa disadap. BandrOS memiliki sistem sendiri yang dirancang oleh Pusat Penelitian Informatika LIPI.

"Anggota DPR juga sudah banyak yang pesan Smarphone BandrOS. Harganya jauh lebih murah sekitar Rp800 ribu, dibandingkan produk dari luar," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Menristek mengajak pemerintah daerah untuk terus memanfaatkan potensi daerah dan mendorong pengembangan teknologi tepat guna sehingga memberi nilai tambah. 

"Selama ini, kita hanya menjual produk bahan mentah ke luar negeri, setelah jadi kembali ke dalam negeri dengan harga mahal. Artinya kita hanya memperkerjakan orang saja," katanya.

Jadi, kenapa tidak mengolah sendiri dengan dilengkapi sentuhan teknologi, ujarnya.

Menristek menceritakan suatu pengalaman perjalanannya ke Thailand, menemukan tempat penjualan batu hias. "Ketika ditanyakan kepada pedagang di sana, di mana tempat membuatnya, rupanya bahan batunya dari Martapura, Kalimantan Selatan," ucapnya.

"Hasilnya batu hias cukup bagus dengan beragam warna, karena produk-produk di Thailand sudah mengembangkan sentuhan teknlogi," ujarnya.

Kemudian ada contoh lagi tentang teknologi tepat guna dalam pengembangan padi, produksinya bisa sampai 9 ton - 10 ton/hektare dan yang tidak menggunakan teknologi masih menghasilkan padi (gabah) hanya 5 ton - 6 ton/ha.

"Kita menyadari banyak temuan rakyat, tetapi belum diproduksi secara massal. Ke depan tentu dibutuhkan kebersamaan. Bagaimana untuk memperbagus kemasan produk yang dihasilkan masyarakat," katanya.

Dalam jamuan makan malam rombongan peserta TTG Nasional itu dihadiri sejumlah pejabat dari Kemendagri, sejumlah gubernur, wakil gubernur dan bupati/kota di Indonesia.

Rangkaian kegiatan TTG Nasional upacara pembukaan pada Kamis (26/9), dilanjutkan exhibition, pameran dagang, lokakarya, rapat koordinasi teknis (Rakornis) dan widyawisata teknologi ke lokasi TTG dan penutupan pada 30 September 2013.  (SA/T007) (Antara News).

Samsung Siap Rilis Ponsel "Layar Tekuk"


Perusahaan teknologi Samsung menyatakan siap untuk luncurkan ponsel pintar dengan layar fleksibel pada Oktober 2013.

Layar dengan materi lentur memungkinkan sebuah ponsel mengusung desain yang dapat ditekuk atau dilipat. Berkat teknologi ini, tak menutup kemungkinan perangkat komputer di kemudian hari bakal menemukan bentuk fisik baru yang radikal.

"Kami berencana untuk memperkenalkan ponsel pintar layar fleksibel di Korea Selatan pada Oktober ini," kata Kepala Strategi Pemasaran Perangkat Mobile Samsung, D.J. Lee, seperti dikutip dari Reuters.

Samsung tidak mengungkap secara detail ponsel seri apa yang akan mengadopsi layar fleksibel ini.

Sejak 2011 lalu, Samsung mulai memamerkan teknologi layar fleksibel yang diberi nama merek Youm. Perusahaan mengklaim layar ini tak bisa patah karena sifat fleksibelnya, sehingga dapat ditekuk, digulung, bahkan dilipat.

Youm didesain sangat tipis, memakai teknologi Organic Light Emitting Dioda (OLED). Kualitas gambar dari layar OLED lebih cemerlang, bobotnya lebih ringan dan lebih irit daya listrik.

Selain Samsung, perusahaan teknologi lain seperti LG, Sharp, dan Nokia, juga mulai mengembangkan layar fleksibel (Kompas)

Monday, September 23, 2013

BUMN Setop Produksi Ponsel Pintar Karena Pajak Mahal, Ini Tanggapan MS Hidayat


Jakarta - BUMN Produsen ponsel merek IMO yaitu PT Inti menghentikan produksinya karena mahalnya pajak impor komponen ponsel, dan juga karena dolar yang mahal. Apa tanggapan Menteri Perindustrian MS Hidayat?

Menurut Hidayat, produksi ponsel IMO hanya berhenti sebentar saja. "Ini kan hanya gejala sementara saja, karena dolarnya masih mahal," ucap Menteri Perindustrian MS Hidayat saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/9/2013).

Hidayat mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian siap membantu PT Inti bila situasi saat ini membebani bisnis mereka.

"Tapi kalau memang terjadi semacam itu (berhenti produksi) kami siap membantu, dengan melakukan harmonisasi kebijakan dan sinkronisasi antara departemen terlebih untuk menanggulangi krisis seperti sekarang," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Hidayat mengatakan, PT Inti bisa mengajukan masalahnya saat ini secara obyektif ke Kementerian Perindustrian atau kementerian lainnya, dan bila memang perlu ada perubahan kebijakan hal tersebut bisa dilakukan.

"Kalau PT Inti bisa ajukan persoalannya secara obyektif dan jika harus di-back up oleh peraturan atau perubahan regulasi itu bisa dilakukan, di Kementerian Keuangan akan kami bicarakan, karena kami ada forum itu yang dilakukan pertemuan 2 minggu sekali," kata Hidayat.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan kondisi ironis dalam industri manufaktur telepon seluler di Indonesia. Menurutnya produk jadi seperti ponsel impor bebas pajak termasuk bea masuk dan pajak penjualan barang mewah (PPn BM), sedangkan impor komponen HP justru sebaliknya.

adahal impor komponen HP sangat dibutuhkan untuk merakit dan mengembangkan produk sejenis di dalam negeri. Sehingga untuk bisa membuat produk ponsel di Indonesia tak bisa berdaya saing.

"Jadi orang impor HP, dengan bungkus dan kartonnya sekalian tanpa pajak," ucap Dahlan.

Menurut Dahlan, BUMN sudah mampu memproduksi gadget canggih seperti smartphone hingga tablet. Salah satunya dibuat oleh PT Inti. "Bisa-Bisa. Kalau masalah perpajakannya bisa diatasi. Kita harus bikin itu," sebutnya.

Namun langkah BUMN memproduksi gadget canggih terkendala perpajakan. Komponen gadget yang harus diimpor terkena pajak sehingga produk gadget buatan Indonesia kurang kompetitif secara harga.

"Ya, itu yang kita prihatin. Bahwa industri kita dalam negeri sulit di bidang-bidang tertentu. Sulit bertahan dan maju karena perlakuan pajak seperti itu. Impor suku cadang pakai pajak. Pasti itu hampir nggak bisa bersaing," sebutnya.

Hal ini tidak saja dialami pada produsen gadget BUMN. Produsen peralatan mesin juga mengalami hal serupa. Untuk menyelesaikan ini, Dahlan telah berbicara dengan Menteri Keuangan soal perpajakan.

"Sudah saya sampaikan sedang dibahas di sana. Kita tunggu lah pembahasannya," jelasnya. (Detik.finance)